Privatisasi Bandara Nigeria

Bandara-bandara Nigeria membutuhkan reformasi berani yang akan membuka potensi sebenarnya. Selama bertahun-tahun, Otoritas Bandara Nasional Nigeria kesulitan mengelola infrastruktur penerbangan negara secara efektif, dengan hanya empat dari 32 bandara Nigeria yang menghasilkan keuntungan sementara sebagian besar beroperasi dalam kerugian.

Model yang tidak berkelanjutan ini menguras sumber daya publik dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengakuan jujur Menteri Perhubungan, Festus Keyamo, bahwa tidak ada pemerintah yang dapat mengelola bandara Nigeria secara menguntungkan tanpa keterlibatan sektor swasta menegaskan kebutuhan mendesak untuk mengadopsi privatisasi sebagai jalan maju. Nigeria tidak boleh lagi ragu untuk menerima opsi ini.

Tantangan yang dihadapi FAAN bersifat mendalam. Pembiayaan yang tidak memadai secara kronis dan pengelolaan yang buruk telah menyebabkan banyak bandara dalam kondisi rusak, kekurangan infrastruktur dasar dan fasilitas modern.

Pemeliharaan sering tertunda karena keterbatasan anggaran dan biaya yang meningkat, sementara campur tangan birokrasi menghambat kemampuan lembaga untuk berinovasi atau merespons kebutuhan yang muncul secara cepat.

Selain itu, tenaga kerja FAAN seringkali kekurangan wawasan bisnis dan keahlian teknis yang diperlukan untuk mengelola bandara secara efisien, mengakibatkan pengalaman penumpang yang buruk dan ketidakefisienan operasional.

Hanya di Nigeria, staf ditemukan berkeliaran di kamar kecil bandara, memberikan tisu kepada pengguna, mengharapkan uang tip, padahal pengering tangan dan dispenser seharusnya menjadi norma.

Mengatasi masalah-masalah ini, banyak bandara milik negara yang dibangun sebagai proyek-proyek kebanggaan tanpa penilaian realistis terhadap permintaan lalu lintas udara, sehingga menghasilkan fasilitas yang beroperasi hanya sesekali, sering kali melayani gubernur dan rombongannya, serta sangat bergantung pada subsidi.

Bandara-bandara ini telah menjadi beban keuangan dan saluran bagi penyimpangan dana publik.

Pengalaman global mengenai privatisasi bandara menawarkan kerangka kerja yang menarik bagi Nigeria.

Inggris Raya, Jerman, dan Australia telah menunjukkan bagaimana mentransfer manajemen bandara kepada operator swasta yang kompeten dapat menghasilkan peningkatan yang luar biasa.

Di Inggris, privatisasi British Airports Authority pada 1980-an membuka era peningkatan jumlah penumpang, infrastruktur yang ditingkatkan, dan kualitas layanan yang lebih baik.

Bandara-bandara Jerman seperti Hamburg dan Frankfurt telah berkembang di bawah berbagai model privatisasi, menjaga kesuksesan komersial sekaligus pertanggungjawaban publik.

Bandara-bandara utama Australia, yang kini dioperasikan melalui sewa jangka panjang oleh entitas swasta, telah menetapkan standar dunia dalam efisiensi dan kepuasan penumpang.

Bahkan di dalam Nigeria, keberhasilan Terminal 2 Bandara Murtala Muhammed, yang dikelola oleh penyedia koncesi swasta, menjadi bukti nyata tentang kekuatan transformasi keterlibatan sektor swasta.

Bandara-bandara swasta menarik investasi modal yang sangat dibutuhkan, memungkinkan modernisasi fasilitas dan penerapan teknologi terkini. Mereka menguntungkan dari pengelolaan biaya yang lebih disiplin dan mengurangi beban keuangan pemerintah.

Yang paling penting, mereka menyediakan pengalaman penumpang yang lebih baik, yang ditandai dengan waktu tunggu yang lebih singkat, fasilitas yang lebih baik, serta keselamatan dan keamanan yang ditingkatkan. Operator swasta terkena pengawasan dan pertanggungjawaban yang lebih ketat, yang membantu mengurangi korupsi dan kebocoran pendapatan yang telah lama menghancurkan bandara yang dikelola pemerintah.

Di luar bandara-bandara, sektor penerbangan yang fungsional dan dinamis merupakan katalis yang kuat bagi pembangunan nasional. Sektor ini mendorong perdagangan dan pariwisata, menghubungkan Nigeria dengan pasar global serta memperkuat integrasi regional.

Industri penerbangan yang berkembang menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor, mulai dari teknik dan logistik hingga perhotelan dan ritel, sambil meningkatkan kepercayaan investor dan menarik investasi asing langsung.

Pengalihan bandara-bandara seperti Enugu yang baru-baru ini dilakukan, didorong oleh kepemimpinan pemerintah daerah yang proaktif dan didukung oleh Pemerintah Pusat, merupakan contoh bagaimana kemitraan sektor swasta dapat mengubah hub regional menjadi pintu gerbang internasional.

Untuk merealisasikan manfaat ini, pemerintah federal dan negara bagian harus mempercepat koncesi bandara yang transparan dan kompetitif. Operator swasta seharusnya diberdayakan untuk berinvestasi secara signifikan, berinovasi secara terus-menerus, dan menyediakan layanan kelas dunia tanpa hambatan birokrasi yang berlebihan.

Secara bersamaan, pengawasan regulasi yang kuat diperlukan untuk melindungi kepentingan publik dan memastikan bahwa manfaat privatisasi didistribusikan secara luas.

Sama pentingnya adalah pengembangan keterkaitan ekonomi di sekitar bandara, khususnya dalam penanganan kargo, fasilitas pengujian, sewa, logistik, pariwisata, dan kehospitalitan, untuk menciptakan ekosistem pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sektor penerbangan Nigeria memiliki potensi yang besar. Dengan reformasi yang tepat, sektor ini dapat menjadi pintu masuk menuju masa depan yang lebih cerah.

Disediakan oleh SBNews Media Inc. (SBNews.info).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *