Badan Susu Kenya, ILRI Bermitra untuk Meningkatkan Produksi Susu

Oleh Milliam Murigi

Sektor susu Kenya menghadapi tekanan yang semakin meningkat. Pertumbuhan populasi, dikombinasikan dengan meningkatnya konsumsi susu per kapita, mendorong permintaan ke tingkat yang jauh melebihi produksi saat ini.

Saat ini, negara tersebut memproduksi 5,33 miliar liter susu per tahun, dan produksi harus meningkat tajam untuk mencapai target Rencana Master Susu Nasional sebesar 18 miliar liter per tahun.

Untuk memastikan target ini dapat dicapai, pemerintah dan sektor swasta telah meningkatkan upaya untuk mengubah industri susu. Sejumlah intervensi sudah berlangsung, mulai dari subsidi dan dukungan pakan hingga kemitraan strategis.

Contoh yang menonjol adalah Perjanjian Kerja Sama (MoU) yang baru saja ditandatangani antara Badan Susu Kenya (KDB) dan Institut Penelitian Ternak Internasional (ILRI), yang bertujuan untuk mendorong inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan di sektor tersebut.

"MoU ini membuka pintu bagi sektor susu yang lebih kuat dan tangguh. Ini akan meningkatkan seluruh rantai nilai dari peternakan hingga gelas, memperkuat keamanan pangan melalui pengawasan dan dukungan laboratorium yang lebih baik, meningkatkan kesadaran konsumen dan pelatihan pedagang, serta memastikan kebijakan dan standar kami didasarkan pada bukti yang kuat," kata Appolinaire Djikeng, Direktur Jenderal ILRI.

MOU ini menyediakan kerangka kerja sama untuk bekerja dari 'pertanian hingga gelas' guna meningkatkan produksi susu, pemrosesan dan kesadaran konsumen. Kemitraan strategis ini menggabungkan penelitian terkini ILRI dan kepemimpinan regulasi serta sektoral KDB untuk membuka peluang baru bagi petani kecil, pemroses, dan konsumen.

"Kolaborasi semacam ini tidak hanya akan mendukung penghidupan dan gizi, tetapi juga akan membantu Kenya mencapai tujuannya yang ambisius untuk meningkatkan konsumsi susu dua kali lipat pada 2030, memastikan bahwa pertumbuhan tersebut inklusif, berkelanjutan, dan didorong oleh solusi berbasis bukti," kata Dr. Kimutai Maritim, Direktur Eksekutif Sementara Badan Susu Kenya.

MOU ini membangun kerja sama sebelumnya antara KDB dan ILRI mengenai keamanan pangan susu. Proyek More Milk menunjukkan bagaimana kerja sama dengan pemasok dan regulator dapat mendorong sektor susu yang lebih aman dan berkelanjutan.

"Secara bersama, kemitraan ini dapat mengatasi celah kritis, memperkuat rantai nilai susu, meningkatkan standar keamanan dan kualitas susu, serta memperluas inovasi yang meningkatkan produktivitas dan ketahanan para petani kecil," tambah Djikeng.

Selain kerja sama, pemerintah juga telah mengenalkan intervensi yang bertujuan meningkatkan produksi susu. Salah satu langkah utama adalah memberikan subsidi biaya sperma berjenis berkualitas dan mempercepat ketersediaannya bagi petani. Ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan praktik pembiakan dan pada akhirnya meningkatkan hasil produksi susu di seluruh negeri.

Produksi pakan dan pakan ternak juga telah diprioritaskan. Melalui kemitraan pemerintah-swasta, pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas produksi pakan ternak sambil menghapus pajak atas beberapa bahan baku yang digunakan dalam input pakan. Upaya ini dirancang agar pakan ternak berkualitas lebih mudah diakses dan terjangkau, sehingga petani dapat menjaga populasi ternak yang lebih produktif.

"Subsidi telah memberikan dampak yang terlihat. Misalnya, biaya semen yang sudah diuji jenis kelaminnya telah turun dari sekitar Sh 6.000 menjadi Sh 1.000, membuatnya jauh lebih terjangkau bagi peternak susu. Kami bahkan ingin menurunkannya lebih lanjut menjadi sekitar 500 untuk mempercepat produksi anak sapi betina, yang sangat penting untuk menjaga produksi susu dalam jangka panjang," kata Kimutai.

Tweet
Disediakan oleh SBNews Media Inc. (SBNews.info).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *