Sebagai negara yang beriklim tropis, wajar jika Indonesia menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan. Di antara banyaknya hewan yang ada, reptil merupakan salah satu kelompok yang penyebarannya paling luas dan jumlah populasi terbesar. Mulai dari wilayah barat, tengah hingga timur Indonesia, semua daerah dapat dihuni oleh hewan bersisik ini.
Menariknya, beberapa wilayah seperti bagian timur Indonesia memiliki spesies reptil yang hanya ditemukan di sana. Sebagai reptil endemik, mereka tidak bisa ditemukan di daerah lain, jumlah populasi mereka terbatas, dan memiliki penyesuaian khusus untuk hidup di wilayah timur Indonesia. Tertarik mengetahui tentang reptil endemik yang ada di bagian timur Indonesia? Jika ya, mari kita bahas beberapa jenis reptil unik yang endemik di bagian timur Indonesia dalam artikel ini!
1. Death adder
Kadal yang berasal dari genusAcanthophis Ini adalah ular yang sangat menarik. Ia memiliki tubuh pendek dan gemuk, kepala berbentuk segitiga, dengan gigi tajam yang melengkung. Ciri fisik ini mirip dengan ular dari keluarga Viperidae. Yang menarik, death adder termasuk dalam keluarga Elapidae. Artinya, hubungan kekerabatan ular ini sangat dekat dengan ular welang, kobra, mamba hitam, dan ular laut.
Mungkin bentuk tubuh tersebut merupakan penyesuaian untuk bersembunyi di tengah rerumputan kering dan permukaan hutan. LamaniNaturalist juga menjelaskan bahwa terdapat delapan jenis ular death adder di dunia dan dua di antaranya dapat ditemukan di Indonesia bagian timur. Kedua jenis tersebut adalahAcanthophis laevis dan Acanthophis rugosus yang bisa ditemui di Papua. Seperti spesies Elapidae lainnya, ular ini merupakan jenis ular berbisa berbahaya.
2. Kadal panana
Tidak hanya ular, berbagai jenis iguana seperti kadal panana juga dapat ditemukan di wilayah Indonesia timur. Diketahui, terdapat dua spesies panana di Indonesia, yaituTiliqua gigas dan Tiliqua scincoides. Penyebaran mereka meliputi wilayah Papua, Maluku, Ambon, Sulawesi, dan Halmahera. Mengenai habitat, kadal panana umumnya tinggal di hutan, padang rumput, serta semak-semak.
Dilansir Animalia, Kadal ini dapat berkembang hingga panjang 60 cm. Bentuk tubuhnya tidak biasa dengan lidah berwarna biru, kepala yang besar, ekor pendek, dan tubuh yang gemuk. Selain itu, kaki hewan ini sangat kecil, bahkan nyaris tak terlihat, sehingga sering disalahpahami sebagai ular. Terakhir, kadal panana adalah hewan omnivora yang biasanya mengonsumsi daun-daunan, rumput, serangga, hingga moluska.
3. Sanca pohon hijau
Morelia viridis atau ular pohon hijau adalah ular dengan panjang sekitar 1,5 meter yang tinggal di wilayah Papua. Ia termasuk ular tidak berbisa dan tidak membahayakan, namun giginya tajam, besar, serta mampu mengoyak daging manusia. Ular pohon hijau merupakan hewan yang dilindungi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tahun 2018.
Selain warna hijau, ular ini juga memiliki variasi lain seperti kuning, merah, dan jingga. Yang menarik, warna-warna tersebut hanya terlihat pada individu yang masih muda, sedangkan saat dewasa, warnanya berubah menjadi hijau terang. Dengan menggunakan warna hijaunya, sanca pohon hijau dapat menyamar dengan baik di antara pepohonan. Saat menyamar, sanca pohon hijau akan diam dan tampak seperti bagian dari daun-daunan.
4. Biawak hijau
Dilansir Animal Diversity Web, biawak hijau adalah jenis biawak berukuran kecil yang memiliki panjang maksimal sekitar 1,4 meter. Sesuai dengan namanya, hewan yang memiliki nama ilmiahVaranus prasinusIni memiliki tubuh berwarna hijau terang yang sangat menarik. Nah, warna hijaunya digunakan untuk menyelaraskan diri dengan pohon-pohonan, daun-daunan, dan semak-semak.
Di Indonesia, hewan ini dapat ditemukan di Papua, namun terdapat beberapa laporan yang menyebutkan bahwa biawak hijau juga tinggal di beberapa wilayah di Australia. Mengenai makanan, biawak hijau hanya mampu memakan hewan kecil. Serangga, arthropoda, burung, mamalia, dan reptil kecil menjadi makanan utamanya. Saat berburu, hewan ini mengandalkan giginya yang tajam dan kecepatannya yang tinggi.
5. Soa layar
Soa layar atau Hydrosaurus merupakan kadal yang memiliki sirip di bagian ekornya. Terdapat lima spesies soa layar. Pertama, empat spesies tinggal di Papua, Maluku, Halmahera, dan Sulawesi. Selanjutnya, spesies kelima dapat ditemukan di Filipina. DilansirAnimalScene, sofa layar adalah hewan pemakan tumbuhan yang menyukai makanan berbahan tumbuhan. Kadal ini memiliki gaya hidup yang semi air dan pohon. Ia sering ditemukan di atas pohon, tetapi terkadang juga terlihat berjemur, berkeliaran, atau berenang di sungai.
Tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia, ternyata wilayah timur Indonesia menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis spesies reptil.endemikMereka juga memiliki ciri khas, ada yang beracun, berwarna mencolok, bahkan ada yang mahir berenang. Sebagai hewan yang hanya ditemukan di daerah tertentu, reptil-reptil ini perlu dilindungi. Oleh karena itu, kamu tidak boleh menangkap, mengejar, atau memelihara mereka secara ilegal dan asal-asalan. Mereka juga unik, beberapa di antaranya berbisa, memiliki warna yang cerah, bahkan ada yang mampu berenang dengan baik. Karena merupakan hewan langka, reptil-reptil ini perlu dijaga keberadaannya. Jadi, kamu tidak boleh menangkap, membunuh, atau memelihara mereka tanpa izin dan secara sembarangan. Mereka juga memiliki sifat yang istimewa, seperti memiliki racun, warna yang mencolok, bahkan ada yang bisa berenang dengan baik. Sebagai makhluk yang hanya ada di suatu wilayah, reptil-reptil ini harus dijaga. Maka dari itu, kamu tidak boleh menangkap, mengejar, atau memelihara mereka secara ilegal dan tanpa pertimbangan.
Kesalahan dalam Memahami Hewan Endemik dibandingkan Spesies Langka 5 Fungsi Hewan Lokal, Sebagai Petunjuk Ekosistem dan Berharga bagi Manusia!



