Madinah, 26 April 2025 — Di tengah gemerlap lampu Masjid Nabawi, ada satu sudut suci yang selalu mengundang rindu: Rawdah Sharif. Setiap hari, ribuan kaki melangkah perlahan, membawa doa-doa yang disimpan dalam dada. Dan dalam satu tahun terakhir, lebih dari 13 juta jamaah dari seluruh penjuru dunia telah merasakan keajaiban sujud di tanah penuh berkah ini.
Bagi Fatimah, seorang jamaah asal Indonesia, kunjungannya ke Rawdah bukan sekadar perjalanan fisik. Itu adalah perjalanan jiwa. Ia mengatur kunjungannya melalui aplikasi Nusuk, memilih waktu terbaik berkat panduan cerdas yang disiapkan pihak pengelola. Tak ada lagi antrian panjang yang melelahkan, hanya langkah-langkah pasti menuju kedamaian.
Di balik perjalanan mulus Fatimah dan jutaan jamaah lainnya, ada kerja besar dari General Authority for the Care of the Affairs of the Two Holy Mosques. Mereka bukan hanya mengatur arus manusia, tetapi juga mengatur ritme keheningan, mengalirkan keramahan di setiap petunjuk jalan, dan menyisipkan rasa aman lewat kehadiran petugas di tiap sudut.
Teknologi kecerdasan buatan turut berperan. Ia bekerja tanpa suara, memantau kepadatan, mengatur ritme kunjungan, memastikan setiap tamu Allah mendapatkan kesempatan beribadah tanpa tergesa-gesa. Bahkan bagi lansia dan penyandang disabilitas, Rawdah tetap ramah, menyediakan dukungan dan layanan tanpa batas.
Angka 13 juta bukan sekadar statistik. Ia adalah 13 juta kisah rindu, harap, dan air mata bahagia. Ia adalah bukti bahwa ibadah di tanah suci kini tak hanya tentang perjalanan spiritual, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dan ketulusan tangan manusia bersatu untuk menghadirkan pengalaman terbaik.
Di Rawdah, setiap sujud terasa lebih dalam. Setiap doa, seolah-olah berbisik langsung ke langit.
Sumber: saudigazette.com.sa